Minuman beralkohol mengandung etanol (etil alkohol) yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat. Berdasarkan kadar etanolnya, minuman beralkohol dibagi ke dalam 3 golongan. Semakin tinggi kadar etanolnya, maka akan semakin kuat pengaruhnya terhadap sistem saraf dan kinerja otak.
- Golongan A : kadar etanol 1% - 5% (Bir)
- Golongan B : kadar etanol 5% - 20% (minuman anggur)
- Golongan C : kadar etanol 20% - 45% (Johny Walker, Whisky, Vodca)
Alkohol pada umumnya bekerja dengan menurunkan kerja sistem saraf pusat untuk berpikir, menggerakan otot, dan berbicara. Seberapa besar efek alkohol tentu berbeda-beda pada setiap orang.
Efek yang ditimbulkan dari mengonsumsi alkohol sebagai berikut.
- Efek relaksasi (menenangkan) yang ditimbulkan alkohol dihasilkan akibat perubahan kimia otak. Namun, ketika jumlah alkohol yang diminum terlalu banyak, alkohol justru bisa memicu perilaku agresif akibat tidak stabilnya neurotransmiter.
- Jika sudah mabuk berat, tubuh mulai mengalami gejala-gejala psikosis, seperti bicara meracau dan berhalusinasi.
- Lidah akan kebal rasa bila sudah kecanduan atau terlalu sering mengonsumsi alkohol dengan kadar yang tinggi.
- Minum alkohol setiap hari bisa meningkatkan risiko depresi. Depresi terjadi saat adanya gangguan fungsi otak dalam mengatur mood dan emosi.
- Terlalu sering minum alkohol juga dapat menurunkan daya ingat karena kerusakan pada sel-sel otak.
Jadi, jawaban yang paling tepat adalah menurunnya kemampuan sel reseptor pada indra pengecap.