Inflamasi merupakan respon protektif yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam upaya mengembalikan ke keadaan sebelum cedera atau untuk memperbaiki diri sendiri sesudah terkena cedera. Rangkaian peristiwa inflamasi adalah sebagai berikut.
- Sel yang cedera mengeluarkan faktor kimiawi, seperti serotonin, histamin, leukotrin, dan kinin.
- Faktor kimiawi itu menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah), meningkatkan aliran dan volume darah, meningkatkan permeabilitas kapiler yang menyebabkan terjadinya pendarahan. Akibatnya bagian tersebut panas, kemerahan, dan bengkak.
- Selanjutnya pada daerah yang terjadi pendarahan tersebut, terjadi pembekuan darah dengan melepaskan fibrinogen dan berubah menjadi fibrin sehingga terbentuk daerah bekuan sehingga mengisolasi bagian yang memar tersebut.
- Kemotaksis fagosit (neutrofil dan monosit) ke area cedera. Prosesnya terjadi dalam dua tahap yakni marginasi (fagosit melekat ke dinding endotelium kapiler yang rusak) dan diapedesis (migrasi fagosit melalui dinding kapiler menuju ke area yang rusak).
- Fagositosis terhadap agen infeksi pada area cedera. Biasanya berbagai cairan tubuh membentuk nanah.
- Jika respons inflamasi tidak dapat mengatasi infeksi maka akan terbentuk abses yang dikelilingi jaringan yang terinflamasi.
- Tahap pemulihan, yaitu regenerasi jaringan atau pembentukan jaringan parut untuk mengganti jaringan yang rusak.
Jadi jawaban untuk pertanyaan di atas adalah pembekuan darah.