Jangan Malu
Bel istirahat berdering. Semua siswa menyambutnya dengan semangat. Semuanya berlari keluar kelas. Ada yang menuju ke kantin. Ada yang ke perpustakaan. Ada juga yang bermain di halaman sekolah. Namun, Meli memilih diam di kelas. Bu Nisa yang sedang melintasi kelasnya pun menghampirinya.
Bu Nisa: “Meli kok tidak istirahat di luar? Meli sedang sakit?”
Meli: “Tidak, Bu. Meli tidak apa-apa.”
Melihat gelagat Meli yang tidak biasa. Bu Nisa pun mencoba bertanya.
Bu Nisa: “Coba cerita sama Ibu, siapa tahu Ibu bisa bantu.”
Meli: “Sebenarnya, Meli malu sama teman-teman, Bu.”
Bu Nisa: “Lho, malu kenapa, Meli?”
Meli: “Kemarin, teman-teman punya mainan baru, mainannya bagus-bagus, sementara Meli tidak punya. Meli takut diejek sama teman-teman.”
Bu Nisa: “Coba Meli bermain sama teman-teman. Teman-teman Meli kan baik, nggak mungkin mereka mengejek Meli.”
Beberapa saat kemudian datanglah Ruri, Ririn, dan Meta.
Ruri: “Permisi, Bu Nisa. Kami mau mengajak Meli main bersama.”
Bu Nisa: “Iya, boleh. Tuh, mereka mau bermain bersama, Meli.”
Meli: “Tapi, aku tidak punya mainan bagus seperti kalian.”
Ririn: “Tidak apa-apa, Meli. Nanti, kita mainannya bergantian. Kamu boleh kok pinjam mainan kami.”
Meli: “Terima kasih teman-teman.”
Setelah itu, Meli dan teman-teman bermain bersama. Mereka saling berbagi mainan. Meli pun tampak senang karena dipinjami mainan.
