Latihan Fisika Kelas X Hukum-Hukum Newton
Admin Cube
Soal
10
Kesulitan
Reguler
Waktu
Mata Pelajaran
Fisika
Selesai
Benar
0
Salah
0
Dilewati
10

Komposisi Skor

Peringkat

1. 7
2. 7
3. 0
4. 0
5. 0
6+. 0
  • Pilgan

    Perhatikan gambar berikut.

    Kak Nanda menaiki lift kantor Kejarcita yang bergerak turun dari lantai 10 menuju lantai 1. Di dalam lift yang sedang bergerak tersebut, kak Nanda mencoba menimbang berat badannya dengan timbangan barunya. Jika berat badan kak Nanda sebelum naik lift adalah 620 N, maka pernyataan yang benar tentang berat badan kak Nanda ketika lift bergerak dengan kecepatan konstan adalah ....

    A

    lebih dari 620 N kemudian turun

    B

    kurang dari 620 N

    C

    lebih dari 620 N

    D

    kurang dari 620 N kemudian naik

    E

    tetap 620 N

    Pembahasan:

    Berdasarkan hukum I Newton ketika resultan gaya nol maka benda diam akan tetap diam dan benda yang bergerak dengan kecepatan konstan akan terus bergerak hingga bekerja gaya luar padanya. Jika diuraikan, gaya yang bekerja pada kak Nanda di dalam lift adalah gaya berat dari kak Nanda terhadap timbangan yang arahnya ke bawah dan gaya normal dari timbangan ke kaki kak Nanda yang arahnya ke atas seperti pada gambar berikut.

    Ketika lift bergerak turun dengan kecepatan konstan, sesuai dengan hukum I Newton, resultan gaya yang bekerja pada lift adalah sama dengan nol.

    ΣF=0\Sigma F=0

    Sehingga, karena tidak ada gaya lain yang mempengaruhi kak Nanda yang berada di dalam lift, maka:

    Nw=0N-w=0

    N=wN=w

    N=620N=620 N

    Jadi, pernyataan yang benar tentang skala yang tertunjuk pada timbangan kak Nanda adalah tetap 620 N.

  • Pilgan

    Perhatikan gambar fasilitas dalam mobil dan kendaraan umum berikut.

    (1)

    (2)

    (3)

    (4)


    Fasilitas dalam mobil dan kendaraan umum yang dipasang untuk mengurangi dampak dari sifat kelembaman saat terjadi kecelaaan lalu lintas ditunjukkan oleh nomor ....

    A

    (2) dan (4) saja

    B

    (1) dan (3) saja

    C

    (1), (2), dan (3)

    D

    (3) saja

    E

    (1), (2), (3), dan (4)

    Pembahasan:

    Hand strap merupakan salah satu aplikasi dari hukum 1 Newton dalam kehidupan sehari-hari berupa fasilitas umum yang digunakan penumpang bus atau kereta api. Sesuai dengan hukum kelembaman atau inersia, ketika bus kereta mula-mula bergerak penumpang berdiri cenderung mempertahankan keadaannya yang mula-mula diam. Setelah bus atau kereta bergerak ke depan, penumpang dan kereta juga bergerak bersama ke depan, sehingga ketika bus atau kereta berhenti secara tiba-tiba seperti saat kecelakaan, penumpang akan tetap mempertahankan keadaannya yang bergerak ke depan. Namun karena para penumpang memegang tiang dan hand strap, gerak tersebut dapat diredam dan para penumpang tidak akan jatuh ke depan ataupun ke belakang. Dengan demikian, dengan dipasangnya hand strap sebagai fasilitas umum yang digunakan untuk mengurangi dampak dari sifat kelembaman penumpang. Selanjutnya dengan prinsip yang sama, air bag dan sabuk pengaman dalam mobil pun diciptakan. Air bag  akan muncul secara otomatis ketika terjadi benturan secara tiba-tiba. Berdasarkan sifat kelembaman, saat mobil menabrak sesuatu secara-tiba-tiba, pengendara mobil akan terdorong ke depan, sehingga ketika air bag keluar, air bag akan menahan kepala pengendara dan mengurangi resiko kecelakaan. Sementara sabuk pengaman akan menahan posisi pengendara atau penumpang agar tidak terdorong terlalu jauh ke depan saat mobil tiba-tiba mengerem atau kecelakaan. Sedangkan kaca spion diciptakan agar pengendara dapat mengatur jarak dengan pengendara lain dan sifat kelembaman tidak berpengaruh terhadap fungsinya.

    Jadi, fasilitas dalam mobil dan kendaraan umum yang dipasang untuk mengurangi dampak dari sifat kelembaman saat terjadi kecelaaan lalu lintas ditunjukkan oleh nomor (1), (2), dan (3).

  • Pilgan

    Benda 1 bermassa m1m_1 diberi gaya F1F_1 sehingga mengalami percepatan sebesar 6 m/s2. Ketika gaya F2F_2 bekerja pada benda 2 yang bermassa m2m_2, benda 2 mengalami percepatan sebesar 18 m/s2. Jika F1=F2=FF_1=F_2=F, maka perbandingan massa benda 1 terhadap benda 2 adalah ....

    A

    6 :1

    B

    3 : 1

    C

    1 : 2

    D

    1 : 3

    E

    1 : 6

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Massa benda 1 m1=m1m_1=m_1

    Gaya pada benda 1 F1=FF_1=F

    Percepatan benda 1 a1a_1 = 6 m/s2

    Massa benda 2 m2=m2m_2=m_2

    Gaya pada benda 2 F2=FF_2=F

    Percepatan benda 2 a2a_2 = 18 m/s2

    F1=F2=FF_1=F_2=F

    Ditanya:

    Perbandingan massa benda 1 dan benda 2 m1m2=\frac{m_1}{m_2}=?

    Dijawab:

    Untuk menentukan perbandingan massa benda 1 dan benda 2, dapat menggunakan hukum II newton. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis, persamaan hukum II Newton adalah sebagai berikut.

    a=ΣFm     atau      ΣF=maa=\frac{\Sigma F}{m}\ \ \ \ \ \text{atau}\ \ \ \ \ \ \Sigma F=ma

    Karena F1=F2F_1=F_2, maka persamaannya menjadi:

    F1=F2F_1=F_2

    m1a1=m2a2m_1a_1=m_2a_2

    m1m2=a2a1\frac{m_1}{m_2}=\frac{a_2}{a_1}

    m1m2=186\frac{m_1}{m_2}=\frac{18}{6}

    m1m2=31\frac{m_1}{m_2}=\frac{3}{1}

    Jadi, perbandingan massa benda 1 terhadap benda 2 adalah 3 : 1.

  • Pilgan

    Perhatikan gambar berikut.

    Seorang atlit penerjun payung sedang memulai atraksi terjun payung pada salah satu bukit yang berada di puncak Bogor. Ketika penerjun payung jatuh ke bawah, gaya hambat udara sebesar 480 N bekerja pada parasut payungnya. Jika gaya berat atlit beserta parasut payungnya adalah 800 N, maka besar percepatan atlit penerjun payung jatuh ke bawah adalah .... (g=10g=10 m/s2)

    A

    3 m/s2

    B

    5 m/s2

    C

    2 m/s2

    D

    1 m/s2

    E

    4 m/s2

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Gambar penerjun payung

    Gaya hambat udara FAF_{\text{A}} = 480 N ke atas

    Gaya berat penerjun dan parasut payung FBF_{\text{B}} = 800 N ke bawah

    Percepatan gravitasi g=10g=10 m/s2

    Ditanya:

    Pecepatan parasut jatuh ke bawah a=a=?

    Dijawab:

    Untuk menentukan percepatan penerjun payung jatuh ke bawah dapat menggunakan hukum II Newton. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis, persamaan hukum II Newton adalah sebagai berikut.

    a=ΣFm     atau      ΣF=maa=\frac{\Sigma F}{m}\ \ \ \ \ \text{atau}\ \ \ \ \ \ \Sigma F=ma

    Mula-mula menguraikan gaya yag bekerja pada penerjun payung seperti gambar berikut.

    Gaya yang dikerjakan atlit beserta parasut payungnya yang bergerak ke bawah merupakan gaya berat. Gaya berat merupakan gaya yang bekerja pada benda akibat dari percepatan gravitasi yang dirumuskan dengan persamaan berikut.

    w=mgw=mg

    Pada kasus jatuh bebas, percepatan yang berlaku pada benda adalah percepatan gravitasi. Sehingga melalui persamaan gaya berat tersebut, dapat diperoleh massa penerjun beserta parasut payungnya adalah sebagai berikut.

    wB=mBgw_{\text{B}}=m_{\text{B}}g

    mB=wBgm_{\text{B}}=\frac{w_{\text{B}}}{g}

    mB=80010m_{\text{B}}=\frac{800}{10}

    mB=80m_{\text{B}}=80 kg

    Sehingga dapat dihitung percepatan jatuh penerjung payung adalah sebagai berikut.

    a=ΣFmBa=\frac{\Sigma F}{m_{\text{B}}}

    a=FA+FBmBa=\frac{F_{\text{A}}+F_{\text{B}}}{m_{\text{B}}}

    a=(480)+(800)80a=\frac{\left(-480\right)+\left(800\right)}{80}

    Gaya hambat udara bernilai negatif karena arahnya ke atas dan berlawanan dengan arah gerak penerjun payung yang ke bawah.

    a=32080a=\frac{320}{80}

    a=4a=4 m/s2

    Jadi, besar percepatan atlit penerjun payung jatuh ke bawah adalah 4 m/s2.

  • Pilgan

    Suatu lokomotif (kepala kereta api) yang bermassa 6.000 kg mampu menarik gerbong penumpang yang bermassa maksimum 30.000 kg dengan percepatan 1,5 m/s2. Jika lokomotif tersebut digunakan untuk menarik gerbong minyak yang bermassa 12.000 kg, maka percepatan kereta adalah ....

    A

    2,0 m/s2

    B

    4,5 m/s2

    C

    3,0 m/s2

    D

    2,5 m/s2

    E

    5,0 m/s2

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Massa lokomotif mLm_{\text{L}} = 6.000 kg

    Peristiwa 1

    Massa gerbong penumpang mpm_{\text{p}} = 30.000 kg

    Percepatan 1 a1a_1 = 1,5 m/s2

    Peristiwa 2

    Massa gerbong minyak mmm_{\text{m}} = 12.000 kg

    Ditanya:

    Percepatan 2 a2=a_2=?

    Dijawab:

    Berdasarkan hukum II Newton, percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis, persamaan hukum II Newton adalah sebagai berikut.

    a=ΣFm     atau      ΣF=maa=\frac{\Sigma F}{m}\ \ \ \ \ \text{atau}\ \ \ \ \ \ \Sigma F=ma

    Mula-mula menentukan besar gaya yang bekerja pada kereta berdasarkan peristiwa 1 dengan menggunakan persamaan hukum II Newton.

    F=ΣmaF=\Sigma ma

    F=(mL+mp)aF=\left(m_{\text{L}}+m_{\text{p}}\right)a

    F=(6.000+30.000)(1,5)F=\left(6.000+30.000\right)\left(1,5\right)

    F=(36.000)(1,5)F=\left(36.000\right)\left(1,5\right)

    F=54.000F=54.000 N

    Selanjutnya menentukan percepatan kereta pada peristiwa 2 dengan menggunakan persamaan hukum II Newton.

    F=ΣmaF=\Sigma ma

    F=(mL+mm)aF=\left(m_{\text{L}}+m_{\text{m}}\right)a

    a=FmL+mma=\frac{F}{m_{\text{L}}+m_{\text{m}}}

    a=54.0006.000+12.000a=\frac{54.000}{6.000+12.000}

    a=54.00018.000a=\frac{54.000}{18.000}

    a=3,0a=3,0 m/s2

    Jadi, percepatan kereta adalah 3,0 m/s2.

  • Pilgan

    Suatu kotak kayu yang bermassa 5 kg didorong lurus ke kanan dengan gaya sebesar 40 N di sepanjang lantai kasar. Jika besar gaya gesekan yang terjadi antara kotak kayu dengan lantai adalah 25 N, maka besar percepatan kotak kayu adalah ....

    A

    13 m/s2

    B

    8 m/s2

    C

    10 m/s2

    D

    3 m/s2

    E

    5 m/s2

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Massa kotak kayu mm = 5 kg

    Gaya dorong F1F_1 = 40 N ke kanan

    Gaya gesek F2F_2 = 25 N ke kiri

    Ditanya:

    Percepatan balok kayu a=a=?

    Dijawab:

    Percepatan balok kayu tersebut dapat dihitung dengan menggunakan hukum II Newton.

    Berdasarkan hukum II Newton, percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis, persamaan hukum II Newton adalah sebagai berikut.

    a=ΣFm     atau      ΣF=maa=\frac{\Sigma F}{m}\ \ \ \ \ \text{atau}\ \ \ \ \ \ \Sigma F=ma

    Sehingga, percepatan kotak kayu adalah sebagai berikut.

    a=ΣFma=\frac{\Sigma F}{m}

    a=F1+F2ma=\frac{F_1+F_2}{m}

    a=(40)+(25)5a=\frac{\left(40\right)+\left(-25\right)}{5}

    Gaya gesek bernilai negatif karena arahnya berlawanan dengan arah gerak kotak kayu, sehingga:

    a=155a=\frac{15}{5}

    a=3a=3 m/s2

    Jadi, besar percepatan kotak kayu adalah 3 m/s2.

  • Pilgan

    Perhatikan gambar berikut.

    Sebuah skateboard bermassa 2 kg bergerak lurus ke kanan dengan kecepatan 0,5 m/s. Jika sebuah kaki kemudian menendang skateboard tersebut ke kiri dengan gaya sebesar 4 N selama 1,5 s, maka besar dan arah kecepatan akhir skateboard adalah ....

    A

    2,5 m/s ke kiri

    B

    2,0 m/s ke kiri

    C

    3,0 m/s ke kiri

    D

    0,5 m/s ke kiri

    E

    1,5 m/s ke kiri

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Gambar skateboard

    Massa skateboard mm = 2 kg

    Kecepatan awal skateboard v1v_1 = 0,5 m/s ke kanan

    Gaya dorong FF = - 4 N \rightarrow karena arahnya ke kiri dan berlawanan dengan arah gerak skateboard

    Waktu tt = 1,5 s

    Ditanya:

    Besar kecepatan akhir skateboard v2=v_2=?

    Arah kecepatan akhir skateboard?

    Dijawab:

    Menentukan percepatan skateboard

    Untuk menentukan kecepatan akhir skateboard maka perlu dihitung percepatan skateboard setelah mengalami perubahan kecepatan akibat didorong. Percepatan skateboard dapat dihitung menggunakan hukum II Newton. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis, persamaan hukum II Newton adalah sebagai berikut.

    a=ΣFm     atau      ΣF=maa=\frac{\Sigma F}{m}\ \ \ \ \ \text{atau}\ \ \ \ \ \ \Sigma F=ma

    Maka,

    a=Fma=\frac{F}{m}

    a=42a=\frac{-4}{2}

    a=2a=-2 m/s

    Tanda negatif menunjukkan arah percepatan yang berlawanan dengan arah gerak skateboard.

    Menentukan kecepatan akhir skateboard

    Karena skateboard bergerak lurus, maka dapat dianggap bahwa gerak skateboard memenuhi gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Sehingga kecepatan akhir skateboard dapat dihitung melalui persamaan berikut.

    v2=v1+atv_2=v_1+at

    Sehingga,

    v2=0,5+(2)(1,5)v_2=0,5+\left(-2\right)\left(1,5\right)

    v2=0,5+(3)v_2=0,5+\left(-3\right)

    v2=2,5v_2=-2,5 m/s

    Tanda negatif menunjukkan bahwa arah kecepatan akhir skateboard adalah ke kiri.

    Jadi, besar dan arah kecepatan akhir skateboard adalah 2,5 m/s ke kiri.

  • Pilgan

    Mobil bermassa 2 ton bergerak lurus dengan kecepatan 20 m/s di jalan raya. Jika 800 m di depan mobil terdapat trafic light yang menunjukkan lampu merah, maka besar gaya rem yang harus diberikan kepada mobil agar berhenti tepat di trafic light adalah sebesar ....

    A

    1.600 N

    B

    1.000 N

    C

    1.200 N

    D

    800 N

    E

    500 N

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Massa mobil mm = 2 ton = 2.000 kg

    Kecepatan awal mobil v0v_0 = 20 m/s

    Kecepatan akhir mobil vtv_t = 0 m/s \rightarrow karena mobil berhenti

    Perpindahan mobil Δx\Delta x = 800 m

    Ditanya:

    Gaya yang diberikan agar mobil berhenti F=F=?

    Dijawab:

    Mobil yang direm dianggap mengalami gerak lurus dengan perlabatan tetap sehingga memenuhi persamaan GLBB. Persamaan GLBB yang digunakan adalah sebagai berikut.

    vt2=v02+2aΔxv_t^2=v_0^2+2a\Delta x

    Sehingga, perlambatan mobil adalah sebagai berikut.

    vt2=v02+2aΔxv_t^2=v_0^2+2a\Delta x

    2aΔx=vt2v022a\Delta x=v_t^2-v_0^2

    a=(vt2v02)2Δxa=\frac{\left(v_t^2-v_0^2\right)}{2\Delta x}

    a=((0)2(20)2)2(800)a=\frac{\left(\left(0\right)^2-\left(20\right)^2\right)}{2\left(800\right)}

    a=(0400)1.600a=\frac{\left(0-400\right)}{1.600}

    a=4001.600a=\frac{-400}{1.600}

    a=0,25a=-0,25 m/s2

    Tanda negatif menunjukkan bahwa mobil mengalai perlambatan.

    Selanjutnya, untuk menentukan gaya rem yang diberikan kepada mobil agar berhenti dapat menggunakan persamaan hukum II Newton. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis, persamaan hukum II Newton adalah sebagai berikut.

    a=ΣFm     atau      ΣF=maa=\frac{\Sigma F}{m}\ \ \ \ \ \text{atau}\ \ \ \ \ \ \Sigma F=ma

    Sehingga, gaya rem yang diberikan kepada mobil agar berhenti adalah sebagai berikut.

    F=maF=ma

    F=(2.000)(0,25)F=\left(2.000\right)\left(-0,25\right)

    F=500F=-500 N

    Tanda negatif menunjukkan arah gaya rem yang diberikan yang berlawanan dengan arah gerak mobil.

    Jadi, besar gaya rem yang harus diberikan kepada mobil agar berhenti tepat di trafic light adalah sebesar 500 N.

  • Pilgan

    Penelitian tentang kardiovaskular sedang melakukan uji pada setiap detak jantung hewan X di laboratorium. Penelitian tersebut menemukan bahwa 40 gram darah yang keluar dari jantung setiap detak, kecepatannya meningkat dari 0,3 m/s menjadi 0,5 m/s dalam waktu 0,08 s. Berdasarkan informasi tersebut, berapakah besar gaya otot jantung hewan X?

    A

    0,40 N

    B

    2,50 N

    C

    0,20 N

    D

    0,10 N

    E

    0,04 N

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Massa darah mm = 40 gram = 0,04 kg

    Kecepatan awal v0v_0 = 0,3 m/s

    Kecepatan akhir vtv_t = 0,5 m/s

    Waktu tt = 0,08 s

    Ditanya:

    Gaya otot jantung hewan X F=F=?

    Dijawab:

    Darah yang keluar dari jantung dianggap mengalami gerak lurus berubah beraturan karena kecepatannya berubah memenuhi persamaan GLBB untuk menentukan percepatan darah. Persamaan GLBB yang digunakan adalah sebagai berikut.

    vt=v0+atv_t=v_0+at

    a=vtv0ta=\frac{v_t-v_0}{t}

    Sehingga, percepatan darah adalah sebagai berikut.

    a=vtv0ta=\frac{v_t-v_0}{t}

    a=0,50,30,08a=\frac{0,5-0,3}{0,08}

    a=0,20,08a=\frac{0,2}{0,08}

    a=2,5a=2,5 m/s2

    Selanjutnya, untuk menentukan gaya otot jantung hewan X dapat menggunakan persamaan hukum II Newton. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis, persamaan hukum II Newton adalah sebagai berikut.

    a=ΣFm     atau      ΣF=maa=\frac{\Sigma F}{m}\ \ \ \ \ \text{atau}\ \ \ \ \ \ \Sigma F=ma

    Sehingga, gaya otot jantung hewan X adalah sebagai berikut.

    F=maF=ma

    F=(0,04)(2,5)F=\left(0,04\right)\left(2,5\right)

    F=0,10F=0,10 N

    Jadi, besar gaya otot jantung hewan X adalah 0,10 N.

  • Pilgan

    Ketika gaya FF bekerja pada benda A yang bermassa m1m_1, benda A mengalami percepatan sebesar 4 m/s2. Ketika gaya FF bekerja pada benda B yang bermassa m2m_2, benda B mengalami percepatan sebesar 6 m/s2. Jika gaya FF bekerja pada benda C yang bermassa m1+m2m_1+m_2, maka benda C akan mengalami percepatan sebesar ... m/s2.

    A

    3,6

    B

    4,8

    C

    1,2

    D

    5,0

    E

    2,4

    Pembahasan:

    Diketahui:

    Massa benda A mA=m1m_{\text{A}}=m_1

    Percepatan benda A aAa_{\text{A}} = 4 m/s2

    Massa benda B mB=m2m_{\text{B}}=m_2

    Percepatan benda B aBa_{\text{B}} = 6 m/s2

    Massa benda C mC=m1+m2m_{\text{C}}=m_1+m_2

    Gaya pada benda A = Gaya pada benda B = Gaya pada benda C FA=FB=FC=FF_{\text{A}}=F_{\text{B}}=F_{\text{C}}=F

    Ditanya:

    Percepatan benda C aC=a_{\text{C}}=?

    Dijawab:

    Untuk menentukan percepatan dari benda C dapat menggunakan perbandingan hukum II newton dari massa benda A dan benda B. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis, persamaan hukum II Newton adalah sebagai berikut.

    a=ΣFm     atau      ΣF=maa=\frac{\Sigma F}{m}\ \ \ \ \ \text{atau}\ \ \ \ \ \ \Sigma F=ma

    Karena FA=FBF_{\text{A}}=F_{\text{B}}, maka persamaannya menjadi:

    FA=FBF_{\text{A}}=F_{\text{B}}

    mAaA=mBaBm_{\text{A}}a_{\text{A}}=m_{\text{B}}a_{\text{B}}

    4m1=6m24m_1=6m_2

    m1m2=64\frac{m_1}{m_2}=\frac{6}{4}

    m1m2=32\frac{m_1}{m_2}=\frac{3}{2}

    m1=32m2m_1=\frac{3}{2}m_2

    Sehingga, persamaan massa benda C adalah sebagai berikut.

    mC=m1+m2m_{\text{C}}=m_1+m_2

    mC=32m2+m2m_{\text{C}}=\frac{3}{2}m_2+m_2

    mC=52m2m_{\text{C}}=\frac{5}{2}m_2

    Maka, percepatan dari benda C adalah sebagai berikut.

    aC=FmCa_{\text{C}}=\frac{F}{m_{\text{C}}}

    aC=F52m2a_{\text{C}}=\frac{F}{\frac{5}{2}m_2}

    aC=25(Fm2)a_{\text{C}}=\frac{2}{5}\left(\frac{F}{m_2}\right)

    Karena Fm2=aB\frac{F}{m_2}=a_{\text{B}}, maka persamaannya menjadi:

    aC=25(aB)a_{\text{C}}=\frac{2}{5}\left(a_{\text{B}}\right)

    aC=25(6)a_{\text{C}}=\frac{2}{5}\left(6\right)

    aC=2,4a_{\text{C}}=2,4 m/s2

    Jadi, benda C akan mengalami percepatan sebesar 2,4 m/s2.


Tidak Ada Komentar

Ayo Daftar Sekarang!

Dan dapatkan akses ke seluruh 151.115 soal dengan berbagai tingkat kesulitan!

Daftar

Masih ada yang belum ngerti juga? Tanya ke kak tutor aja! Caranya, daftar layanan premium dan pilih paketnya.