Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia. Semakin banyaknya rakyat Madura yang datang ke Sampit, membuat rakyat Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum baru yang berlaku juga lebih menguntungkan warga Madura.

Saling tuduh antara siapa yang mendahului konflik dilontarkan oleh masing-masing pihak. Masalah tersebut selama bertahun-tahun tidak terselesaikan dengan baik karena kurangnya mediasi, hingga akhirnya pecah kembali pada tahun 2001. Akhirnya, setelah satu tahun berlangsung konflik berdarah tersebut, kedua pihak sepakat untuk berdamai. Untuk menandai perdamaian tersebut dibuatlah tugu perdamaian di Sampit.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah “menyelesaikan masalah dengan musyawarah"